Hukum Cinta Archimedes
Siang menjelang sore datang lagi untuk
yang kesekian ribu kalinya dalam hidupku. Tetapi kali ini berbeda.
Seorang laki-laki muda menyapaku dengan tatap matanya yang tajam.
Seketika aku terpesona. Dan mulai sore ini hidupku berubah, terisi oleh
satu warna. Cinta.
Tapi laki-laki itu tak pernah lagi kutemui
setelah dia memberiku umpan yang telah ku makan. Dia tidak segera
mengambil kail cintanya dan membiarkanku meronta-ronta kesakitan dalam
kailnya. Jahat.
Sebenarnya bukan dia yang jahat, bukan dia yang
memancing lalu menggangtungku. Tapi aku yang merasa dia memberiku
harapan. sehingga angan-angan yang muluk-muluk telah terlanjur kurajut
namun dia kemuadian pergi. Bukan karena dia tidak mau tau tentang
perasaanku akibat sapaan halusnya waktu itu. Tapi karena dia benar-benar
tidak tahu apa yang terjadi, apa yang merasuki hatiku ketika itu.
Akhirnya
aku yang mengejarnya. Alasannya aku tidak mau batinku tersiksa dengan
menyembunyikan perasaanku kepada orang yang tidak mengetahi perasaanku
padanya. Aku orangnya tegas. Jadi sekali sesuatu terjadi, tidak akan
pernah ku biarkan mengambang.,. Menjadi abu-abu. aku pasti akan
mengubahnya menjadi Putih, meski terkadang yang terjadi justriu
perunbahan menjadi hitam.
Sialnya, aku tidak pernah menemuinya hingga satu bulan lamanya semenjak peristiwa pemancingan itu terjadi. Aku dongkol.
Tetapi
aku tidak menyerah hingga akhirnya aku bisa meneuinya lagi di tempat
yang sama. Tuhan Maha baik, dia menyukai orang yang pantang menyerah.
Aku
langsung menyatakan hatiku kepadanya. Tapi dia lama berfikir. Aku
merasa dia merasa berat aku masuk dalam hatinya. Kali ini dia
benar-benar menggantungku, bukan karena aku, tapi karena dia benar-benar
menggantungku. Dongkolku, kenapa tidak langsung di tembak aja sih, biar
langsung mati aja.
Di tengah kebingunganku, Guru Fisikaku yang nyeleneh tiba-tiba berkata,"
Sebenarnya agar di cintai orang yang kita cintai itu tidak sulit,
caranya andaikan saja kita sebagai batu. Batu itu kalau di masukkan ke
dalam air pasti akan lebih ringan. Sama dengan cinta, cinta kita. kalau
kita berani memasukkan cinta kita lebih dulu ke hatinya si do'i, pasti
untuk merengek cinta padanya akan lebih ringan. Maksudnya ya kita
menyelami hatinya, mendekati dia."
"Emang beneran pak?"
"Iya, kan itu hukum Archimedes. Hha. Enggak, bercanda aja"
"???"
Aku ntak mau berfikir lama, Dan yang lalu aku lakukan adalah ::
Aku
menceburkan cintaku pada hatinya, berharap mendapat Gaya apung,
maksudnya gaya yang meringankan hatinya yang tadi berat untuk menerimaku
(FA) .
Sama prinsipnya Seperti batu yang di ceburkan kedalam air. Batu itu terasa ringan. Dan batu itu ibarat cinta/ hatiku.
Dari
sikapku yang maksa inipun aku menyadari, ternyata Gaya Apung (FA) =
Gaya di luar hati(dlm fisika : Gaya berat benda di udara) - Gaya cinta
di dalam hati (dalam fisika : Gaya berat benda di dalam air).
Maksudnya,
jika cintaku ku ceburkan ke hatinya, maka hatinya pun akan meringankan
beratnya cintaku untuk masuk kehatinya, sehingga aku akan merasa lebih
ringan mengejar cintanya daripada jika aku tidak menceburkan cintaku ke
hatinya lebih dahulu.
Apalagi jika masa jenis cintaku lebih besar
daripada masa jenis hatinya, pasti cintakupun akhirnya akan tenggelam di
dalam hatinya. (Dalam fisika : Jika masa jensi benda lebih besar dari
masa jenia air maka benda akan tenggelam). Kan sama...
#Jadi rumus Cinta Arcimedes = #Formulasis hukum arcimedes
Gaya
Apung Cinta (FA) = Gaya di luar hati(Wu) - Gaya cinta di dalam
hati(Wa)
<=>
gaya apung = berat benda di udara(Wa) - berat benda
di dalam air (Wu).
FA = wu–wa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar