Jumat, 28 Februari 2014

Hukum Cinta Archimedes


Siang menjelang sore datang lagi untuk yang kesekian ribu kalinya dalam hidupku. Tetapi kali ini berbeda. Seorang laki-laki muda menyapaku dengan tatap matanya yang tajam. Seketika aku terpesona. Dan mulai sore ini hidupku berubah, terisi oleh satu warna. Cinta.


Tapi laki-laki itu tak pernah lagi kutemui setelah dia memberiku umpan yang telah ku makan. Dia tidak segera mengambil kail cintanya dan membiarkanku meronta-ronta kesakitan dalam kailnya. Jahat.


Sebenarnya bukan dia yang jahat, bukan dia yang memancing lalu menggangtungku. Tapi aku yang merasa dia memberiku harapan. sehingga angan-angan yang muluk-muluk telah terlanjur kurajut namun dia kemuadian pergi. Bukan karena dia tidak mau tau tentang perasaanku akibat sapaan halusnya waktu itu. Tapi karena dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, apa yang merasuki hatiku ketika itu.


Akhirnya aku yang mengejarnya. Alasannya aku tidak mau batinku tersiksa dengan menyembunyikan perasaanku kepada orang yang tidak mengetahi perasaanku padanya. Aku orangnya tegas. Jadi sekali sesuatu terjadi, tidak akan pernah ku biarkan mengambang.,. Menjadi abu-abu. aku pasti akan mengubahnya menjadi Putih, meski terkadang yang terjadi justriu perunbahan menjadi hitam.


Sialnya, aku tidak pernah menemuinya hingga satu bulan lamanya semenjak peristiwa pemancingan itu terjadi. Aku dongkol.

Tetapi aku tidak menyerah hingga akhirnya aku bisa meneuinya lagi di tempat yang sama. Tuhan Maha baik, dia menyukai orang yang pantang menyerah.


Aku langsung menyatakan hatiku kepadanya. Tapi dia lama berfikir. Aku merasa dia merasa berat aku masuk dalam hatinya. Kali ini dia benar-benar menggantungku, bukan karena aku, tapi karena dia benar-benar menggantungku. Dongkolku, kenapa tidak langsung di tembak aja sih, biar langsung mati aja.


Di tengah kebingunganku, Guru Fisikaku yang nyeleneh tiba-tiba berkata," Sebenarnya agar di cintai orang yang kita cintai itu tidak sulit, caranya andaikan saja kita sebagai batu. Batu itu kalau di masukkan ke dalam air pasti akan lebih ringan. Sama dengan cinta, cinta kita. kalau kita berani memasukkan cinta kita lebih dulu ke hatinya si do'i, pasti untuk merengek cinta padanya akan lebih ringan. Maksudnya ya kita menyelami hatinya, mendekati dia."

"Emang beneran pak?"

"Iya, kan itu hukum Archimedes. Hha. Enggak, bercanda aja"

"???"


Aku ntak mau berfikir lama, Dan yang lalu aku lakukan adalah ::

Aku menceburkan cintaku pada hatinya, berharap mendapat Gaya apung, maksudnya gaya yang meringankan hatinya yang tadi berat untuk menerimaku (FA) .

Sama prinsipnya Seperti batu yang di ceburkan kedalam air. Batu itu terasa ringan. Dan batu itu ibarat cinta/ hatiku.


Dari sikapku yang maksa inipun aku menyadari, ternyata Gaya Apung (FA) = Gaya di luar hati(dlm fisika : Gaya berat benda di udara) - Gaya cinta di dalam hati (dalam fisika : Gaya berat benda di dalam air).

Maksudnya, jika cintaku ku ceburkan ke hatinya, maka hatinya pun akan meringankan beratnya cintaku untuk masuk kehatinya, sehingga aku akan merasa lebih ringan mengejar cintanya daripada jika aku tidak menceburkan cintaku ke hatinya lebih dahulu.

Apalagi jika masa jenis cintaku lebih besar daripada masa jenis hatinya, pasti cintakupun akhirnya akan tenggelam di dalam hatinya. (Dalam fisika : Jika masa jensi benda lebih besar dari masa jenia air maka benda akan tenggelam). Kan sama...


#Jadi rumus Cinta Arcimedes = #Formulasis hukum arcimedes

Gaya Apung  Cinta (FA) = Gaya di luar hati(Wu) - Gaya cinta di dalam hati(Wa)

 <=> 

 gaya apung = berat benda di udara(Wa) - berat benda di dalam air (Wu).


FA = wu–wa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar